TpzoGfzoTSd7TfGpTpziBUA7Gd==

Headline:

Walikota Kupang Terima Penghargaan Dari Kemenkes RI

Wartawan : Gatot. S 

kompasindonesianews.com Jakarta - Pemerintah Kota Kupang kembali mendapat penghargaan oleh Kementerian Kesehatan RI terkait Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 

Penghargaan dalam bentuk plakat diserahkan langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy Priestley Funay, SE.,M.Si, didampingi Ketua Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), Jeffry Edward Pelt, SH, kepada Walikota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM.MH, di Hotel Maya, pada Senin (15/11/2021). 

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bagian Prokompim Setda, Ernest S. Ludji, S.STP.,M.Si.


Walikota Kupang merasa bangga dengan prestasi tersebut. Ini menunjukkan bahwa ada keinginan yang kuat dari pemerintah agar masyarakat mampu mempraktekkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. 

"Penghargaan ini akan dipersembahkan untuk warg, dengan harapan ke depan akan semakin baik, terhadap kebersihan lingkungan, sekaligus gambaran bahwa antara pemerintah dan keinginan masyarakat telah berada pada jalan yang tepat," pungkas Walikota, yang biasa disapa Jeriko ini. 

Pada kesempatan yang sama Fahrensy menjelaskan, penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kementerian Kesehatan RI ini diperoleh karena adanya upaya terus-menerus yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kupang. 

Dalam memobilisasi masyarakat untuk terlibat dalam mempertahankan layanan sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

Selain itu, Jeffry menambahkan, konsep dasar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah sebuah pendekatan untuk mengubah perilaku masyarakat dengan model pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.

Menurutnya ada tiga strategi STBM yaitu :

  1. Peningkatan kebutuhan (pemicuan perubahan perilaku)
  2. Peningkatan penyediaan (pemasaran sanitasi)
  3. Penciptaan lingkungan yang kondusif (regulasi, advokasi, fasilitasi)

Dan lima pilar STBM yang menjadi indikator perilaku manusia yang perlu dilihat sebagai titik sumber perubahan antara lain :

  • Stop buang air besar sembarangan (BABS) membudidayakan perilaku buang air besar sehat yang dapat memutus alur kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara berkelanjutan, dan menyediakan sarana buang air besar sesuai standar kesehatan.
  • Cuci tangan pakai sabun. Budayakan perilaku cuci tangan dengan sabun, air mengalir dan menyediakan sarana cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir, sabun dan pembuangan air limbah.
  • Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga dengan membudayakan perilaku pengelolaan air layak minum dan makanan yang bersih secara berkelanjutan, serta menyediakan tempat pengeloaan air dan makanan rumah tangga yang sehat.
  • Pengelolaan sampah rumah tangga. Membudayakan perilaku memilah sampah sesuai jenisnya dan membuang sampah di luar rumah secara rutin. Melakukan pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse) dan pengeloaan kembali (recycle) serta menyediakan dan memelihara sarana pembuangan sampah di luar rumah.
  • Melakukan pengamanan limbah cair rumah tangga, dengan melakukan pemisahan saluran limbah cair melalui sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah, serta menyediakan dan menggunakan penampungan limbah cair, serta memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair.

Menurutnya, bentuk apresiasi pemerintah pusat atas keberhasilan suatu daerah dalam mengubah perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakatnya, salah satunya adalah dengan melahirkan inovasi-inovasi yang barbasis lima pilar STBM. JHF," Tutup Jeffry.

Table of contents

0Comments

ads banner
ads banner
ads banner
Form
Link copied successfully