TpzoGfzoTSd7TfGpTpziBUA7Gd==

Headline:

5 Profesor Termuda di Dunia, 2 Diantaranya dari Indonesia, Siapakah Dia?

Wartawan : Gatot. S

Jakarta, kompasindonesianews.com - Menjadi seorang profesor adalah salah satu hal yang patut dibanggakan, apalagi di usia yang tergolong masih muda. Hal ini dapat menjadi prestasi yang sangat mengembirakan.

Tentu saja tidak gampang menjadi seorang professor. Selain harus memiliki kemampuan akademis, juga harus memiliki kecerdasan intelektual yang melebihi IQ standart pada umumnya.

Berikut beberapa nama profesor termuda di dunia, dikutip dari berbagai sumber yaitu : 

  • Erik Demaine

Erik yang lahir di Kanada sudah memperlihatkan kejeniusannya sejak berusia 7 tahun. Bersama ayahnya, ia berpetualang ke Amerika Utara hingga usianya 12 tahun sambil melaksanakan sekolah jarak jauh.

Alhasil, dia berhasil mendapat gelar Sarjana dari Dalhousie University, Kanada, saat usianya baru 14 tahun, dan berhasil menjadi profesor termuda di Massachusetts Institure of Technology (MIT) saat berumur 20 tahun.

  • Alia Sabur

Alia Sabur menjadi salah satu profesor termuda di dunia yang sangat terkenal. Bukan tanpa alasan, namanya masuk ke dalam buku Guinness Book of Record sebagai profesor di usia 19 tahun.

Bahkan, Alia Sabur mengalahkan murid Newton, yakni Colin MacLaurin yang juga pernah menjadi profesor di usia 20 tahunan.

Alia Sabur menggeser posisi Colin MacLaurin yang memecahkan rekor serupa 200 tahun lalu.

200 tahun kemudian, namanya tergeser oleh Alia Sabur yang berhasil lulus kuliah di usia belia.

Bagaimana tidak? Perempuan cerdas ini berhasil loncat dari SD kelas 4 ke jenjang perguruan tinggi. Kelulusan Alia pun mendapat predikat summa cum laude.

Setelah berhasil memecahkan rekor, Alia kemudian memutuskan untuk menekuni profesi dosen.

Saat ini, dirinya tercatat menjadi salah satu dosen Matematika di Universitas KonKuk, Seoul, Korea Selatan.

  • Agus Pulung Sasmito

Pria kelahiran Wonosobo ini memulai jenjang pendidikan strata satu (S1) di Universitas Gajah Mada pada Jurusan Teknik Fisika pada 2001.

Setelah menyelesaikan studi pada 2005, ia melanjutkan jenjang magister hingga doktornya di National University of Singapore (NUS) hingga 2011.

Selanjutnya, ia melanjutkan langkahnya ke jenjang professorship, pengajar serta peneliti di McGill University pada tahun 2013 pada usia 32 tahun.

  • Nelson Tansu

Nelson merupakan pria kelahiran Medan, dinobatkan menjadi guru besar di University Bethlehem, Pennsylvania 18015, USA pada usia 26 tahun.

Nelson berhasil menyelesaikan S1-nya dalam waktu 2 tahun 9 bulan dan lulus dengan predikat summa cum laude dan menjadi sarjana di bidang Applied Mathematics, Electrical Engineering and Physics (AMEP).

Ia juga memiliki 3 penelitian yang sudah dipatenkan USA, 11 scientific award di tingkat internasional dan 80 karya di jurnal internasional. Hingga sekarang, ia masih sering diundang sebagai pembicara di seminar berbagai negara.

  • Muh Harun Achmad

Muh Harun Achmad dinobatkan sebagai periset unggul Universitas Hassanudin pada 2019 dan menjadi salah satu ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dari Unhas.

Dirinya sukses menjadi salah satu dari 58 ilmuwan Indonesia yang masuk Top 2 World Ranking atau disebut ilmuwan paling berpengaruh di dunia.

Table of contents

0Comments

ads banner
ads banner
ads banner
Form
Link copied successfully