Wartawan : Gatot. S kompasindonesianews.com Jakarta - Meski baru 3 tahun operasional, namun usaha konveksi printing, yang bertengger di Kel...
Wartawan : Gatot. S
kompasindonesianews.com Jakarta - Meski baru 3 tahun operasional, namun usaha konveksi printing, yang bertengger di Kelurahan Cipayung Jaya, Rt. 04, Rw. 05, No. 67, Kecamatan Depok, sudah tergolong maju.
Usaha industri rumahan yang dirintis dari mulai bawah ini, sudah meraup keuntungan jutaan rupiah setiap bulannya.
Hari, S.Kom, (36) pemilik home industri itu mengaku, usaha konveksi yang dibangun sejak 2018 ini mempunyai pekerja sebanyak 5 orang karyawan.
Alat kerja yang digunakan pun tidak begitu banyak, hanya 4 unit mesin jahit, 1 buah komputer dan seperangkat meja yang dipergunakan.
Maka, sangat tepat jika jenis usaha yang dilakoni anak asli kelahiran, Tanah Abang, Jakarta Pusat itu, dikategorikan sebagai industri rumahan atau usaha kecil menengah (UKM).
Hari mengatakan, sebelum memulai usahanya itu, ia mengaku sama sekali tidak memiliki keahlian khusus tentang konveksi. Namun ia meyakini kalau usaha konveksi memiliki peluang bisnis yang cukup besar jika dikembangkan di daerah Depok sekitarnya.
Hal inilah yang mendasari ayah dari dua orang anak lulusan Sarjana Komputer itu nekat terjun menjalani usaha dibidang industri kreatif tersebut.
Keyakinan dan keuletannya dalam menjalankan bisnis kini telah membuahkan hasil dalam setiap bulannya. Diperkirakan kerap memproduksi rata-rata sekitar 2.000 pakaian/kaos pesanan konsumen yang berasal dari berbagai kalangan, baik itu perorangan, pelajar, perusahaan, pemerintahan hingga komunitas ataupun organisasi-organisasi kemasyarakatan.
Mereka yang datang, bukan hanya berasal dari Kota Depok saja, tetapi juga datang dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor hingga dari luar Jawa Barat.
"Alhamdulillah, kini omzet penjualan rata-rata mencapai Rp.10 juta perbulan. Kalau keuntungan bersih, ya sekitar Rp. 5 juta'an sebulan," ungkapnya, kepada wartawan kompasindonesianews.com,
Hari menambahkan, dalam hal pemasaran, ia menggunakan jasa online. Namun katanya, harga yang bersaing dan produk yang berkualitas serta janji yang tepat juga turut menentukan kemajuan usahanya.
Misal untuk harga kaos printing, biasanya dijual dengan harga bervariasi, yakni sesuai kualitas bahan baku yang digunakan, namun tetap tergolong murah hanya dikisaran harga Rp.70 ribu hingga Rp.80 ribu untuk setiap piecenya dan tepat waktu pesanan.
Selama tiga tahun merintis usaha konveksi printing, ia tak memungkiri adanya kendala dan hambatan yang dihadapi. Salah satunya, persoalan bahan baku produksi yang susah didapat.
Jikapun ada, harganya relatif mahal. Untuk mengatasi hal ini, mau tak mau harus memesan bahan baku dari luar kota.
Namun sesulit apapun kendala yang dihadapi, ia mengaku tetap konsisten dan focus dalam mengembangkan usahanya itu.
Kedepan, ia bahkan berkeinginan untuk menjadikan usaha konveksi printing lebih maju ,yang nantinya bisa menjadi perusahaan yang akan memasok kaos-kaos berkualitas di pasar-pasar tingkat kabupaten maupun provinsi. Bahkan hingga ditingkat nasional.
"Itu impian kami, bisa jadi pemasok kaos berkualitas," ucapnya.
Namun untuk mewujudkan itu semua, tentulah butuh proses dan dukungan dari sejumlah pihak. Termasuk dukungan dan peran dari pemerintah daerah, baik dalam hal publikasi, modal usaha, pemasaran, hingga kerjasama meningkatkan angka penjualan.
"Misalkan seperti pembuatan pakaian kaos anak sekolah, pemerintah daerah sebaiknya memanfaatkan pengusaha lokal, dari pada harus memesan dari luar daerah. Hal-hal seperti ini kan juga sebagai bentuk dukungan untuk menghidupkan industri kreatif kita ini," jelas Hari.
